12.23.2014

a call

Saya baru saja hampir bertemu dengannya. Dia tetap seperti dia yang dulu, dia yang jarang memenuhi janji, dia yang bersikap manis di depan, dan dia yang taat agama. Setelah kurang lebih satu tahun, baru kali ini lagi saya berbicara dengannya walau hanya lewat telepon genggam. Tetap dengan ciri khas suaranya dan tak lupa Ia menucapkan salam terlebih dahulu. Suara itu lagi, batinku. Suara itu tetap sama tidak ada yang berbeda, telingaku bisa menangkap semua perkataannya dangan baik. Meski percakapan itu berlangsung tak sampai semenit dan hanya sekedar kalimat-kalimat singkat, saya seakan bisa membayangkan seluruh ekspresinya saat berbicara di telepon sangking saya mengingat seluruh detail tentangnya. Namun ada yang berbeda, suara itu tak lagi terasa menggetarkan, saya bisa begitu tenang mendengarnya walau diawal saya sempat kaget mendengar suara yang dulu sekali seakan dapat menghipnotis diri ini. Kesan terbaikku setelah menelponya yaitu salam yang diucapkannya, selebihnya saya lupa apa yang dia ucapkan. Setelah mengakhiri dan menutup telepon itu saya sadar bahwa dia tak lagi berarti, bahwa dia sudah tergantikan oleh entah siapa itu karena saya pun rasanya bingung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar