10.03.2014

attainment of life

Di kelas XI ini, merupakan saat saat yang begitu sibuk bagi saya. Dimana rumah hanya menjadi tempat istirahat saat malam saja, mulai dari pagi sampai jam setengah sembilan malam saya terus menerus melakukan kegiatan yang begitu padat. Tidak lain yaitu belajar, bimbel, kerja tugas, dan mungkin mengurus beberapa kegiatan di sekolah. Capek? ya jelas iya, tidak bisa berpura-pura lagi. Dengan kegiatan yang begitu padat, saya merasa daya tahan tubuh saya menjadi begitu lemah. Setiap hari saya selalu flu dan hampir tidak pernah sembuh sembuh. Pas sembuh, beberapa hari kemudian saya flu lagi. Apa daya, saya memang termasuk orang yang tidak dengar-dengaran soal diri saya sendiri. Apalagi kesehatan. Walaupun lagi sakit, saya tidak punya pantangan apapun soal minuman ataupun makanan, dan alhasil saya sering tidak fit. 

Menurut saya menjadi begitu sibuk itu sebenarnya ada enaknya dan ada tidak enaknya juga. Enaknya sih saya jadi tidak begitu suka overthinking lagi tentang apapun itu. Ya karena tidak ada waktu untuk memikirkan sesuatu yang lain lagi, apalagi yang tidak penting seperti pandangan orang lain terhadap saya mungkin. Karena dulu saya itu, kalau sudah nothing to do pasti ada saja yang dipikirkan dan ujung-ujungnya baper. Eh cenderungnya ke galau deh hahahadalah abg labil. Kalau tidak enaknya yaa, tidak lain dan tidak bukan adalah ca to the pek, ca-pek pake banget. Itu resiko sih yaa kalau mengambil terlalu banyak kegiatan. Trus kalau sibuk itu harus pintar-pintar bagi waktu. Kadang kalau sudah kecapean dan tidak bisa bagi waktu, semua keteteran. Tidak ada yang maksimal, adanya cuma capek dan hasilnya itu tidak sebanding dengan capeknya kita. Tapi saya selalu percaya sih kalau setiap usaha dan niat baik itu tidak akan ada yang sia-sia. Bagaimana hasil jerih payah saya dan niat baik saya sekarang, in shaa Allah tidak akan sia-sia nantinya. 

"Sebenarnya apa sih pencapaian mu di dalam hidup?"
Kalau sudah terlalu capek pertanyaan ini sering terngiang-ngiang di kepala saya. Emm, menurut saya manusia itu adalah tipe makhluk hidup yang tidak pernah puas. Saat Ia berhasil mendapatkan yang ia mau, ia ingin mendapatkan yang lain lagi dan terus menerus seperti itu. Jadi sebenarnya manusia ini tidak akan mendapatkan pencapaiannya, karena kemauannya yang begitu banyak. Tapi manusia ini diajarkan kepercayaan yang begitu mulia, diajarkan agama dimana kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki.. 

Pencapaian yang paling sederhana dalam hidup saya sih, ingin selalu taat beribadah dan bahagia. Ingin mempersering dan memperbanyak bahagia. Karena hidup itu kan untuk mengumpulkan amal, dan kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Jika kita mencintai apa yang kita lakukan, itulah sukses yang sebenarnya. Untuk apa kaya, terkenal, dihormati? kalau didalam diri kita sendiri tidak bahagia. Biasanya begitu sih karena tidak bersyukur, tidak menyadari kalau dia sudah begitu beruntung mendapatkan semuanya. Ia tak menyadari kalau masih banyak orang yang tidak seberuntung dia, namun tetap bahagia karena bersyukur. Intinya semuanya tidak diukur hanya dari materi saja. Toh nanti juga kita tidak membawa sepeserpun kekayaan kita saat mati. Yang membedakan kita nanti, hanya amal dan perbuatan, jadi mending kita nabung amal sajalah.

Sekarang saya berusaha bagaimana pencapaian sederhana dalam hidup saya itu bisa terus saya capai dan selalu konsisten. Ibadahnya tidak bolong-bolong, tidak banyak mengeluh, berbuat baik, membahagiakan orang lain juga. Ya pencapaian itu jadi motivasilah di sepanjang hidup saya. Walaupun manusia itu tidak pernah puas dengan setiap pencapaiannya, setiap orang itu harus memiliki pencapaian di dalam hidup, sebagai motivasi ataupun tujuan hidup. Ini pencapaianku, bagaimana pencapaianmu? haha