Mungkin saya sudah lumayan lama menyadari, tapi saat itu terjadi semua sudah terlambat. Lelah berbohong, dan kini saya meluapkannya. Sakit memang mungkin harus ada untuk dirasakan. Terima kasih telah ada, terima kasih telah menunggu. Maaf saya sudah membuatmu menunggu dan sakit terlalu lama, kini saya hanya berharap kau bahagia. Berharap kau tidak mengecewakan dia seperti saya yang mungkin mengecewakanmu.
Tanpa kau ucap, kecewamu dapat begitu jelas saya rasakan. Sikapmu berubah..tidak, saya tau tidak sepenuhnya berubah. Saya tau kau masih serpihan kau yang dulu, kau yang baik dan tulus. Namun mata itu..mata yang penuh arti dan kejujuran, kini tak lagi ingin menatapku. Tersimpan kemarahan dan kekecewaan lewat sikapmu yang tak mengacuhkanku. Jujur saya sedih, tapi saya sadar begitulah seharusnya. Sampai kapan saya harus egois? Ini memang sudah seharusnya berakhir.
Saya harap kekecewaan ataupun kesedihanmu tak berlangsung lama, karena itu tak pantas untuk terus kau rasakan. Entah mengapa saya sekarang peduli terhadapmu, entah karena rasa bersalahku atau apa. Saya tenang saat kau senang, setidaknya saya tau kau baik-baik saja dan saya tidak perlu khawatir ataupun merasa bersalah terhadapmu. Saya harap ini memang benar hanya sekedar kekhawatiranku saja.
Now it's so complicated when I am there between a friendship. Saya hadir diantara sejuta masalah dan misteri yang saya tak tau apa jawaban dan alasannya. Sungguh saya penasaran, namun saya tidak ingin egois untuk yang kedua kalinya. Misteri itu biar saya simpulkan sendiri dengan pikiran positif agar tidak ada yang disalahkan. Masalah kekecewaan itu biar diluapkan saja pada saya, yang penting hubungan yang sudah ada dari dulu itu baik-baik saja. Saya harap tidak akan ada lagi yang sedih, saya harap ini benar berakhir, I hope so..
Komitmen? oh iya saya masih memilikinya, sekarang saya masih berpegang teguh dengannya. Entah saya harus berpegang teguh sampai kapan. Sampai saya sakit lagi, atau sampai saya tau saya tak akan sakit.
Walau begitu saya yakin kalu sakit membuat saya lebih kuat, dan masalah membuat saya lebih dewasa. Keadaan seperti ini sudah biasa bagi saya, saya percaya semua terjadi karena memang seharusnya terjadi. Tidak ada yang perlu disalahkan dan tidak ada yang perlu disesali. Hanya perlu disyukuri, karena satu lagi pelajaran dan tantangan hidup Allah tunjukkan pada saya.