12.12.2021

Quarter Life Crisis

Aku mergaukan semua pilihan yang kuambil, aku dibendung kebingungan, aku tak tau akan mengarah kemana dan menjadi apa.

Seminggu kemarin aku dipenuhi rasa semangat, takut, dan senang. Aku mengikuti beberapa wawancara kerja yang intens, banyak berita baik bermunculan, hingga pada berita akhir Aku diterima, kesenangan berubah menjadi keraguan. Apakah aku siap untuk melangkah pergi? Apakah semua akan baik-baik saja apabila Aku pergi? Keputusan akhir yang kupilih dari semua berita baik yang datang adalah mundur, ntah ini demi kebaikan bersama atau demi menunjukkan bahwa aku bukan sosok yang egois, entahlah. 

Minggu ini aku dipenihi rasa sedih, menyesal, dan kecewa. Kenapa tawarannya tidak kuambil? Apakah keputusan ini benar? Apakah Tuhan memang punya rencana baik untukku ataukah Aku yang menyia-nyiakan kesempatan? Akanankah berita baik datang lagi ataukah aku harus menunggu hingga menjadi semakin tak bernilai? Aku mulai pesimis, aku mulai mergaukan semuanya, semua yang aku jalani, semua yang aku pilih, aku khawatir, aku bingung. 

Aku ingin berbagi beban, tapi aku tidak ingin dikasihani. Aku saja bingung dengan apa yang aku jalani, akankah orang lain mengerti? Bukankah kamu tidak bisa mengandalkan orang lain untuk keputusanmu dalam hidup?  

Semua jalan yang tersedia terlihat seperti jalan buntu, semua memiliki hambatannya masing masing. Egoisku adalah membandingkan kesempatan yang tidak pasti itu dengan kesempatan yang telah berlalu yaitu kesempatan yang kutolak. Bukannya tidak ada pilihan, tapi pilihan yang ada membuatku ragu. Apakah semua salahku karena tidak dapat menentukan pilihan? Ataukah aku hanya belum bisa menentukannya sekarang?

Aku ingin bergerak lagi tapi belum punya tenaga, kekhawatiranku akan keberhasilan dan penyesalan begitu besar. Aku benar-benar lelah, daya juangku terkikis oleh kekecewaan. Akankah waktu menyembuhkanku? Atau malah waktu menenggelamkanku?