7.16.2019

roda kehidupan (16-07-19)

Hai blog..

Akhirnya menulis lagi setelah setahun lebih saya tidak menulis.. 

Cerita kali ini akan sedikit flashback tentang apa yang saya lalui di tahun kemarin. Tahun kemarin adalah tahun dimana saya tidak menulis sama sekali, namun juga tahun dimana saya banyak belajar, mendapat banyak kesempatan, mencoba hal-hal yang baru, dan dilimpahi banyak keberuntungan. Kalau bisa dibilang, tahun kemarin mungkin adalah tahun keberuntungan saya. 

Di tahun itu saya memiliki kesempatan berangkat ke kota seoul dengan dibiayai sebagian oleh kampus, tahun itu juga saya mendapat beasiswa, dan saya mendapat pendapatan yang lumayan dari bisnis yang saat itu saya lakukan. Saya banyak bertemu orang-orang baru, hal-hal baru, yang sungguh menarik bagi saya. Saat itu adalah saat saya merasa sangat bersyukur telah dilahirkan ke bumi dan diberi banyak keberuntungan. 

Kemudian waktu terus berjalan, beberapa bulan lagi tahun itu akan usai. Benar-benar layaknya sepasang roda, hidup itu berputar. Terjadi satu tragedi dimana kampung halaman saya mengalami bencana alam. Hidup saya seketika terasa suram mencekam. Saya merasa sebagai korban yang sangat menyedihkan, hingga saya lupa bahwa dulu saya adalah sang pemegang keberuntungan. Rasa bahagia tergantikan oleh perasaan sedih dan cemas, rasa syukur tergantikan oleh rasa harap, senyuman tergantikan oleh isak tangis dalam diam. Susah tidur, tidak fokus, tidak nafsu makan, semua hal itu saya alami. Saya berdoa bak hamba yang memiliki kisah hidup tersedih di muka bumi ini. Saya percaya saat itu saya masih sang pemegang keberuntungan, karena tuhan melindungi semua orang yang saya sayangi, tuhan tak mengambil satupun, tuhan hanya menguji, dan saya merasa sangat bersyukur. Saya bersyukur masih diberi waktu bersama dengan orang-orang yang saya sayangi. Justru karena tragedi itu, kami dapat menunjukkan rasa cinta yang tulus antar satu sama lain, hal yang selama ini tak bisa kami ungkapkan karena gengsi ataupun malu. 

Waktu perlahan menyembuhkan, kondisi semakin lama semakin membaik. Seminggu setelahnya aktivitas mulai kembali normal. Ketakutan perlahan memudar, walau masih menyisakan trauma yang sangat sulit hilang. Waktu terus berjalan, hingga saat ini, detik ini, saya menulis cerita ini dibalik layar dengan jemari menari diatas papan ketik dan pikiran yang berkelana untuk memutar kembali kejadian-kejadian yang pernah singgah. Tak terasa sekarang sudah melewati pertengahan tahun. Tahun ini terasa begitu berbeda, kini keberuntungan tak lagi ada disisi ku. Kini aku sebagai penonton sekaligus penggemar dibalik layar melihat potret orang-orang bersama keberuntungannya, sambil diam-diam berharap semoga kelak aku juga bisa merasakan yang mereka rasakan, karena sungguh kawan.. hidup itu berputar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar